Kamis, 19 Maret 2015
Siwak
Habib Munzir Almusawa - SIWAK
siwak sangat bermanfaat bagi gigi, Rasul saw selalu bersiwak, sedangkan perbuatan Rasul saw dan gerak gerik beliau, cara tidur beliau, dan cara hidup beliau merupakan bimbingan yg paling sempurna bagi kehidupan manusia, bimbingan dari Yang Menciptakan manusia, Maha Memahami apa apa yg paling bermanfaat bagi manusia,
Rasul saw selalu bersiwak maka jelaslah bhw Allah mengajarkan pada kita untuk selalu menggunakan kayu siwak untuk gigi, diantara manfaatnya adalah menguatkan gigi, dan siwak yg baru (blm pernah dipakai dan masih lembab), akan bergetah dan terasa pedas dan pahit, air ini sunnah dihisap dan ditelan, dan telah dibuktikan bahwa getah siwak itu sangat bermanfaat bagi lambung, dan masih banyak lagi.
wallahu a\’lam
siwak merupakan sunnah mu\’akkadah dalam segala hal sebagaimana hadits Rasul saw bahwa setiap ibadah akan dilipat gandakan 70X lipat bila didahului dg siwak, dan juga hadits Shahih yg mengatakan bahwa kalau seandainya tak risau memberatkan atas ummatku, maka akan kujadikan siwak merupakan hal yg wajib (Fardhu).
untuk di bulan ramadhan, maka siwak tetap sunnah dilakukan, namun para ulama Syafi\’i sebagian berpendapat bahwa sunnah hanya hingga waktu Zawal, dan makruh bersiwak setelah waktu Zawal (zawal adalah saat matahari tepat di posisi puncak, beberapa menit sebelum Dhuhur). adapula pendapat Ulama yg mengatakan hanya hingga waktu Dhuha, dan setelah itu hukumnya makruh, dan adapula pendapat yg mengatakan hingga waktu ashar, dan adapula pendapat yg mengatakan bahkan hingga waktu buka puasa, sebagaimana Ulama ulama salaf kita di Tarim Hadramaut.
pendapat manapun yg kita ambil, maka kesemua pendapat masing masing memiliki sandaran hujjah nya masing,
namun pribadi saya sendiri, cenderung memilih pendapat yg terakhir, yaitu pendapat Ulama Salaf kita di Tarim Hadramaut, yg bersiwak sepanjang siang ramadhan, sebab bersiwak setelah waktu zawal ternyata tidaklah lagi menghilangkan bau mulut yg tidak sedap, yg dengan itu kita mendapat pahala rangkap, pahala siwak, dan pahala dari bau mulut yg tidak sedap.
perlu diketahui bahwa bau mulut yg tak sedap ini mengganggu kita dan membuat kita terhina dan serba sulit berkomunikasi, ketahuilah bahwa hal inilah yg akan dibalas dengan pahala besar oleh Allah, karena kita harus terganggu dg bau mulut dan merasa terhina, ini semua kita relakan menimpa kita untuk menjalankan perintah Allah swt, maka pengorbanan ini akan dibalas oleh Allah swt dengan bau aroma yg sangat wangi dan indah kelak.
wallahu a\’lam.
untuk cara bersiwak tidak ada ikhtilaf antara ulama, bahwa didalam kitab Syama\’il Imam Tirmidzi, dalam hadist Rasul saw, bahwa Rasul saw bersiwak dg kayu araak, dan memulainya dari pertengahan, lalu kearah kanan lalu kekiri, demikian diulangi sebanyak 3 X.
Imam Ghazali rahimahullah melengkapi caranya, yaitu meletakkan siwak di jajaran gigi tengah bagian atas, lalu mendorongnya kearah kanan sampai keujungnya,
lalu turunkan ke jajaran bawah kanan ujung,
lalu mendorongnya kembali ketengah jajaran bawah,
lalu kembali naik ke tengah jajaran atas,
lalu mendorongnya ke arah kiri sampai ujungnya,
lalu turunkan ke jajaran bawah kiri ujung,
dan mendorongnya lagi ke tengah di jajaran bawah.
untuk mudahnya anggap lah anda menulis angka delapan yg rebah.
Demikian ini untuk perhitungan 1X. lalu mengulanginya sampai 3X. inilah cara terbaik, namun cara apapun adalah sudah mendapatkan pahala sunnah.
sulit?, hai.. jangan lupa lho.. 70X lipat ibadah kita…!, satu kali anda bertasbih kepada Allah dg diawali siwak, maka dihitung 70X bertasbih..
shalat dg diawali siwak, akan terhitung 70X shalat,
dua rakaat shalat tahajjud diawali dg siwak, maka dihitung 140 rakaat tahajjud.. hebatkan?
Maha Suci Sang Maha Dermawan menempatkan curahan kedermawanannya pd segala hal.
wallahu a\’lam
mengenai penggunaan siwak Imam Ghazali menjelaskan bahwa penggunaan siwak dimulai dari bagian atas gigi tepat ditengah, lalu digeserkan kekanan sampai ujung geraham gigi kanan atas, lalu turun ke geraham gigi kanan bawah, lalu digeserkan ke posisi tengah gigi bagian bawah, lalu naik kembali ketengah atas, lalu digeserkan kekiri hingga ujung geraham kiri atas, lalu turun ke geraham kiri bawah, lalu digeserkan kedepan, untuk lebih jelasnya adalah bagaikan angka 8 yg ditdurkan, nah ini hitungan 1 X, dan sunnah bersiwak 3X.
mengenai siwak ini sunnah dicuci setiap kita wudhu, dan boleh juga selalu diganti ganti, ada yg seminggu sekali, ada yg sebulan sekali, ada yg setiap 3 hari ganti siwak.
bahkan ada yg menggantinya setiap hari, karena siwak yg masih baru dan pertama kali dipakai itu baik untuk dihisap getahnya, diriwayatkan dalam pengobatan alternatif bahwa getahnya itu menyembuhkan sakit maag (getah kayu siwak yg masih hijau dan belum kering).
demikian saudaraku yg kumuliakan,
wallahu a\’lam
Saudaraku yg kumuliakan,
siwak merupakan sunnah mu\’akkadah dalam segala hal sebagaimana hadits Rasul saw bahwa setiap ibadah akan dilipat gandakan 70X lipat bila didahului dg siwak, dan juga hadits Shahih yg mengatakan bahwa kalau seandainya tak risau memberatkan atas ummatku, maka akan kujadikan siwak merupakan hal yg wajib (Fardhu).
untuk di bulan ramadhan atau yg sedang berpuasa, maka siwak tetap sunnah dilakukan, namun para ulama Syafi\’i sebagian berpendapat bahwa sunnah hanya hingga waktu Zawal, dan makruh bersiwak setelah waktu Zawal (zawal adalah saat matahari tepat di posisi puncak, beberapa menit sebelum Dhuhur). adapula pendapat Ulama yg mengatakan hanya hingga waktu Dhuha, dan setelah itu hukumnya makruh, dan adapula pendapat yg mengatakan hingga waktu ashar, dan adapula pendapat yg mengatakan bahkan hingga waktu buka puasa, sebagaimana Ulama ulama salaf kita di Tarim Hadramaut.
pendapat manapun yg kita ambil, maka kesemua pendapat masing masing memiliki sandaran hujjah nya masing,
namun pribadi saya sendiri, cenderung memilih pendapat yg terakhir, yaitu pendapat Ulama Salaf kita di Tarim Hadramaut, yg bersiwak sepanjang siang ramadhan/puasa lainnya, sebab bersiwak setelah waktu zawal ternyata tidaklah lagi menghilangkan aroma mulut yg tidak sedap, yg dengan itu kita mendapat pahala rangkap, yaitu pahala siwak dan pahala dari aroma mulut yg tidak sedap.
perlu diketahui bahwa aroma mulut yg tak sedap saat berpuasa ini mengganggu kita dan membuat kita terhina dan serba sulit berkomunikasi,
hal inilah yg akan dibalas dengan pahala besar oleh Allah, karena kita harus terganggu dg bau mulut dan merasa terhina, ini semua kita relakan menimpa kita untuk menjalankan perintah Allah swt, maka pengorbanan ini akan dibalas oleh Allah swt dengan bau aroma yg sangat wangi dan indah kelak, dan hikmah aroma tak sedap itu adalah membuat kita malas berbicara hingga terjaga dari membicarakan orang, atau mencaci atau bicara hal yg tak penting, maka puasa kita lebih terjaga.
siwak ini banyak dicerca oleh kalangan non muslim, seraya mengatakannya jorok, tak bersih dlsb, namun hal itu hanya karena mereka tak memahami cara bersiwak,
siwak sunnah dibersihkan setiap berwudhu, dan boleh diganti kapanpun, ada yg menggantinya sebulan sekali, ada yg menggantinya seminggu sekali, ada yg menggantinya setiap hari, dan masing masing orang boleh memilih mana waktu yg dikehendakinya untuk mengganti siwaknya.
demikian saudaraku yg kumuliakan,
wallahu a\’lam.
mengenai doa siwak saya belum sempat mencari untuk menemukan sanadnya yg tsiqah, namun ada riwayat sebagai berikut : Allahumma thahhir bissiwaak Asnaaniy, wa qawwiy bihi Litsaatsiy, wa afshih bihi lisaniy\".
Wahai Allah sucikanlah gigi dan mulutku dg siwak, dan kuatkanlah Gusi gusiku, dan fashih kan lah lidahku\"
Demikian saudaraku yg kumuliakan,
Wallahu a’lam
Langganan:
Postingan (Atom)