Apa itu Tariqah Alawiyyin?
simak penjelasan Habib Munzir AlMusawa :
Saudaraku yg kumuliakan,
Tariqah alawiyyin adalah induk dari semua thariqah, karena Tariqah alawiyyin tidak keluar dari sunnah, tidak mengada adakan cara baru dalam beribadah kepada Allah swt,
Thariqah yg lain adalah suatu cara agar bisa lebih mendekat kepada Allah dg Ijtihad para guru guru makrifah.
Thariqah alawiyyin tak mempunyai aturan kewajiban bai'at pada guru, karena itu tak pernah diajarkan oleh Rasul saw, dibolehkan berbai'at pada guru sebagai sumpah setia namun itu bukan syarat yg wajib.
Imam Thariqah alawiyyah adalah Rasulullah saw, karena semua tuntunannya sesuai dg sunnah, dan diteruskan oleh para Imam dan Huffadh dari Ahlulbayt, dan Khalifah nya dari zaman ke zaman adalah Qutbul Aulia disetiap zaman,
hampir seluruh ulama dan kyai di pulau jawa ini berada dalam Tarekat Alawiyyin, karena rujukan guru guru mereka kebanyakan adalah berinduk pada para ulama habaib di yaman,
maka ciri khas yg sering kita lihat adalah ratib alattas, ratib alhaddad, ini adalah dzikir dzikir dari hadits hadits shahih yg dikumpulkan oleh Imam Al Haddad dan Imam Alattas, dan kita mengenal tahlilan, maulidan dengan membaca manakib syair, ini adalah ajaran Tarekat Alawiyyin yg mereka selalu menyesuaikannya dengan sunnah Nabi saw,
karena Tariqah Alawiyyin ini mengambil fiqih dari Imam Syafii, dan sebagaimana kita lihat sebagian besar ulama dan kyai di indonesia bermadzhabkan syafii.
Disebut Thariqah alawiyyah karena para Imam Imamnya merupakan ahlul bait Rasul saw yg merupakan samudera dalam syariah dan samudera dalam haqiqah, maka muncul pula gelar Qutbul Irsyad wa Ghautsil Ibad walbilad untuk Al Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad, Qutbul Al Anfas untuk Al Imam Umar bin Abdurrahman alattas, dan banyak lagi, mereka telah mencapai derajat Alghauts, yaitu puncak derajat para wali di zamannya, namun mereka pun Pakar dalam Ilmu syariah.
Demikianlah Thariqah alawiyyah hingga kini, kita mengenal Qutbudda’wah, almusnid Alhabib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi Kwitang, beliau telah menyandang gelar Alhafidh (hafal lebih dari 100.000 hadits berikut sanad dan matan).
Demikian pula Alqutb Alhafidh Alhabib Salim bin Ahmad bin Jindan, demikian pula Alqutb Al Hafidh Alhabib Abdulqadir Balfaqih Malang, dan banyak lagi.
Hingga kini kita masih mengenal Al Musnid Al Allamah Alhabib Umar bin Hafidh, yg ketika mendapat kabar tentang beberapa murid beliau yg banyak melanggar, seraya menjerit dan menangis sekeras kerasnya dihadapan anak muridnya, tangisnya bagaikan bayi yg tersedu sedu seraya berkata : “lebih baik kepalaku ditindih gunung daripada sampainya kabar amal buruk kalian kepada Allah dan Rasul Nya, bagaimana jika aku dimintai pertanggungan jawab??”
Demikian pula Almusnid Al Allamah Alhabib Muhammad bin Alwi Almalikiy, yg tak henti hentinya selalu mengajarkan sunnah pada murid muridnya, Demikian pula Almusnid Al Allamah Alhabib Zein bin Ibrahim bin Smeit Madinah ketika diberi tasbih yg terbuat dari mutiara, maka beliau bertanya : ini untuk perhiasan atau untuk tasbih?, khalayak menjawab : Tasbih untuk berdzikir wahai habib, maka beliau berkata : aku menggunakan tasbih untuk berdzikir pada Allah, bukan untuk mengingat dunia..!”, seraya melemparkan tasbih mutiara itu.
Demikian , Almusnid Al Allamah Alhabib Salim bin Abdullah Assyatiri Tarim hadramaut, tulang punggung beliau patah hingga jalannya terus merunduk, karena saat masa komunis di yaman beliau tetap berdakwah hingga direbahkan dijalan dan dilindas mobil para komunis, beliau selamat namun tulang belakangnya patah. Demikian pula Almusnid Al Allamah Alhabib Ali Masyhur bin Hafidh Mufti Tarim, yg ketika melihat murid muridnya banyak berbuat salah beliau menangis dan berkata : “sungguh jika murid mempunyai kekurangan maka itu adalah sebab gurunya, sebab aku yg penuh kekurangan..”
Juga Al Allamah Almusnid Syeikh Yaasin Fadani Alm, Al Musnid Al Allamah Kyai Nawawi Albanteni Alm, dan banyak lagi. Mereka semua menjalankan Thariqah Alawiyyah, termasuk Al Allamah KH Abdullah Syafii, KH Syafii Hadzami dan sebagian besar para Ulama di Indonesia, sanad keguruan mereka berpadu pada para Tokoh Ulama dari Thariqah Alawiyyah
Hampir diseluruh Indonesia mengikuti Thariqah alawiyyah, ciri cirinya adalah Ratib Attas, Ratib Haddad, wirdullatif, dll yg bukan merupakan karangan mereka, namun kumpulan hadits hadits Rasul saw yg dijadikan amalan pagi atau sore, sesuai dengan hadits hadits Rasul saw pada masing masing poinnya dan dipadu oleh mereka.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar