skip to main |
skip to sidebar
Masalah Sanad
WIDAYAT
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Semoga limpahan rahmat selalu menaungi Habib dan Keluarga, berikut umat
Islam yang menciantai Nabinya, dan semoga Habib cepat diberi kesembuhan
dan digantikannya sakit yang diderita Habib ini dengan kasih sayang
Allah SWT,
1. Mau tanya tentang pentingnya sanad bagi umat
Islam yang ingin menuntut ilmu dan apa landasannya tentang pentingnya
sanad ini, begitu juga bagaimana pendapat para Imam, Hafidz dan
Muhaditsin tentang pentingnya sanad ini?
2. Ilmu2 agama yang
sekarang ada ini tentunya akan mustahil bila tidak ada buku2 karangan
para Imam, Hafids dan Muhaditsin, dan bagaimana kita memposisikan buku2
tersebut dengan sanad?
3. Bagiamana cara mengatasi kegalauan
hati, di saat kita menemukan masalah agama, dan di saat itu pula kita
ragu ("kira2 benar apa salah ini ya"), yang tentunya masih memerlukan
pembahasan yang lebih intersif untuk menemukan kepastian hukumnya?
Habib Munzir Almusawa
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh
Cahaya keindahan Nya swt semoga selalu menerangi jiwa dan hari hari anda,
saudaraku yg kumuliakan,
terimakasih atas doanya,
1. Berkata Imam Syafii : "Tiada ilmu tanpa sanad",
berkata pula AL Hafidh Imam Attsauri : "Sanad adalah senjata orang
mukmin, maka bila kau tak memiliki senjata, maka dengan apa kau membela
diri?".
berkata Imam Ibnul Mubarak rahimahullah : penuntut ilmu
tanpa sanad adalah bagaikan orang yg ingin naik ke atap rumah tanpa
tangga"
berkata pula Imam Syafii : "penuntut ilmu tanpa sanad
adalah bagaikan pencari kayu bakar yg mencari kau bakar ditengah malam,
yg ia membawa tali pengikatnya adalah ular berbisa dan ia tak tahu"
(Faidhul Qadir Juz 1 hal 433)
dan masih banyak lagi, dan
merupakan hal yg baku diantara para Muhadditsin bahwa mereka tak
mengakui suatu ajaran/tuntunan ibadah dari seseorang ustaz/guru/ulama
kecuali orang itu mempunyai sanadnya.
namun saudaraku, hal
semacam ini tidak perlu dirisaukan untuk kita, karena ahlussunnah
waljamaah telah mempunyai sanad dalam segala perbuatannya, ziarah,
tawassul, istighatsah, tabarruk, maulid, tahlilan dlsb ini ada sanadnya,
bersambung kepada Rasul saw, atau pada sahabat, atau pada para
Muhadditsin, oleh sebab itu tak perlu risau.
semua guru
guru/ustaz / ulama / kyai yg mengajarkan hal yg sama secara umum, dalam
fiqihnya yg bermadzhab syafii, dalam masalah furu'iyah dll walaupun
mereka mungkin ada yg tak mempunya sanad, namun apa yg mereka ajarkan
itu sama, dan itu sudah cukup, karena perbuatan2 itu berlandaskan sanad.
yg mesti dirisaukan adalah ajaran baru semacam wahabii, syiah dan
ajaran aneh lainnya ini, mereka tak punya sanad, hanya fatwa fatwa akal
dan logika yg menyesatkan ummat,
maka disinilah senjata kita,
maka oleh sebab itu saya selalu membahas dan mensyiarkan masalah sanad
ini, agar ummat tidak tertipu kepada para penipu syariah itu, kembalilah
pada bimbingan yg mempunyai sanad, jangan menuruti mereka yg sanadnya
putus, karena sanad pada Buku tak diakui dalam syariah.
kita
ahlussunnah waljamaah mempunyai sanad dan guru guru yg jelas sampai pada
Nabi Muhammad saw dan para sahabat dan para Muhadditsin.
2. Buku menjadi rujukan, namun kita tak berguru pada buku,
kita membaca dibuku, muncul masalah aneh yg diluar pengetahuan kita
maka kita bertanya pada guru yg mempunyai sanad, guru yg berfatwa bukan
dari fatwanya, tapi dari gurunya lagi, demikian hingga kepada ujung
sanad,
misalnya begini, saya membaca shahih Bukhari, saya pun
belajar shahih Bukhari pada guru saya, lalu saya menemukan masalah yg
aneh yg saya temui di Shahih Bukhari, maka saya tidak merujuk pada
pendapat sendiri, saya bertanya pada guru saya, karena guru saya
mempunyai sanad hingga Imam Bukhari, dan beliau lebih luas pemahamannya
dari saya tentunya tentang pernak pernik dalam shahih Bukhari,
mengapa saya bertanya pada guru yg mempunyai sanad kepada Imam Bukhari?,
bila anda bertanya, siapakah yg paling tahu mengenai penjelasan shahih
Bukhari?, tantunya yg paling tahu adalah murid murid Imam Bukhari, yg
langsung mendapatkan pengajaran buku itu dari Imam Bukhari,
nah.. lalu pada generasi selanjutnya, siapa yg paling tahu tentang
shahih Bukhari?, tentunya orang orang yg berguru langsung kepada murid
Imam Bukhari,
demikian selanjutnya sanad itu hingga kini, tak
ada orang lebih tahu makna shahih Bukhari selain orang yg mempunyai
sanad pada Imam Bukhari,karena ialah pewaris makna tersebut dari guru
gurunya.
demikian pula sanad Imam syafii, demikian sanad Imam
nawawi, demikian sanad parsa Muhadditsin lainnya, bahkan kita memiliki
sanad hingga Rasulullah saw.
tentunya boleh saja membaca kitab
dan buku, namun kita mempunyai sanad guru, bila terbentur dalam masalah,
maka segera kita rujuk pada guru yg mempunyai sanad pada penulis buku
tersebut, maka kita tidak tersesat, walaupun pemahaman kita terhadap
syariah terbatas, namun kita tak akan tersesat karena dibimbing oleh
guru.
3. tentunya kita merujuk pada guru, guru yg mempunyai
banyak sanad, guru yg shalih dan mengamalkan ilmunya, ikutilah mereka,
karena mengikuti mereka kita tak akan tersesat.
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=4&func=view&id=5770&catid=9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar