Habib Munzir Almusawa - Sejarah Ringkas Para Imam dan Muhadditsin
SEJARAH RINGKAS PARA IMAM DAN MUHADDITSIN
1. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Idris As Syafii
rahimahullah
Dikenal dengan gelar Imam Syafii, lahir pada tahun 150H dan wafat pada 204H, berkata
Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Hanbali) bahwa tiada kulihat seorang yang lebih mengikuti
hadits selain Muhammad bin Idris Assyafii, berkata pula Imam Ahmad (yang merupakan
murid dari Imam Syafii) aku mendoakan Syafii selama 30 tahun setiap malamnya, dan
Imam Syafii ini berguru kepada Imam Malik, dan ia telah hafal Alqur’an sebelum usia 10
tahun, dan pada usia 12 tahun ia telah hafal Kitab Al Muwatta’ karangan Imam Malik yang
berisi sekitar 2.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya.
2. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah
Beliau wafat pada tahun 241 H dalam usia 77 tahun, beliau berguru pada banyak para Imam
dan Muhaddits, diantara guru beliau adalah Imam Syafi’i rahimahullah, dan beliau hafal
1.000.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya. Beliau digelari sebagai salah satu
“Huffadhuddunia” yaitu salah satu orang yang paling banyak hafal hadits diseluruh dunia
sepanjang zaman, dan beliau rahimahullah banyak mempunyai murid, diantaranya adalah
Imam Muslim rahimahullah.
Diriwayatkan ketika datang seorang pemuda yang ingin menjadi murid beliau maka beliau
berkata pada anak itu : “ini ada 10.000 hadits, hafalkanlah, bila kau telah hafal, barulah
kau boleh belajar bersama murid - muridku”, tentunya murid - murid beliau adalah para
Huffadh dan Muhadditsin yang hafal ratusan ribu hadits, maka pemuda itu pun pergi dan
kembali beberapa waktu kemudian. Ia telah hafal 10.000 hadits yang diberikan oleh Imam
Ahmad itu dan lalu Imam Ahmad berkata : “sungguh hadist yang kau hafal itu adalah
hadits palsu, tidak ada satupun yang shahih, hafalan itu hanya untuk latihan menguatkan
hafalanmu, sebab bila kau salah maka tak dosa”, karena bila ia hafalkan hadits shahih
lalu ia salah dalam menghafalnya maka ia akan membawa dusta dan kesalahan bagi ummat
hingga akhir zaman.
Diriwayatkan ketika Imam Ahmad bin Hanbal hampir wafat, ia wasiat kepada anaknya untuk
menaruhkan 3 helai rambut Rasulullah saw yang memang disimpannya, untuk ditaruhkan 3
helai rambut Rasul saw itu masing - masing di kedua matanya dan bibirnya.
Beliau wafat pada malam jum’at, dan muslimin yang menghadiri shalat jenazahnya sebanyak
800.000 pria dan 60.000 wanita, bahkan bila dihitung dengan kesemua yang datang dan
datang maka mencapai 1.000.000 hadirin.
Berkata Imam Abubakar Almarwazi rahimahullah, aku bermimpi Imam Ahmad bin Hanbal
setelah ia wafat, kulihat ia disebuah taman indah, dengan pakaian jubah hijau dengan
memakai Mahkota Cahaya.
Berkata Imam Abu Yusuf Alhayyan bahwa ketika wafat imam Ahmad, ada orang yang
bermimpi bahwa setiap kubur diterangi pelita, dan pelita itu adalah kemuliaan atas wafatnya
Imam Ahmad bin Hanbal dan banyak dari mereka yang dibebaskan dari siksa kubur karena
wafatnya Imam Ahmad bin Hanbal diantara mereka.
Berkata Imam Ali bin Al Banaa’, ketika dimakamkan Ummul Qathi’iy didekat makam Imam
Ahmad, maka beberapa hari kemudian ia bermimpi berjumpa Ummul Qathi’iy, seraya berkata
: “Terimakasih atasmu yang telah memakamkanku disamping kubur Imam Ahmad, yang
setiap malam Rahmat turun dikuburnya dan Rahmat itu menyeluruh pada ahlil kubur
disini hingga akupun termasuk diantara yang mendapatkannya”.
3. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al
Bukhari rahimahullah
Beliau lahir pada hari jum’at selepas shalat jum’at 13 Syawal 194 H dan beliau wafat pada
malam jumat yang sekaligus malam Idul Fitri tahun 256 H.
Berkata Imam Muhammad bin Yusuf Al Farbariy, aku mendengar dari Najm bin Fudhail
berkata: “aku bermimpi Rasulullah saw dan kulihat Imam Bukhari dibelakang beliau
saw, setiap beliau saw melangkah sebuah langkah, dan Imam Bukhari melangkah pula
dan menaruhkan kakinya tepat dibekas pijakan Nabi saw”.
Ketika dikatakan kepada Imam Bukhari bahwa ada disuatu wilayah yang barangsiapa
orang asing yang datang ke wilayah mereka maka saat setelah shalat maka penduduk
setempat akan mencobanya dengan hadits – hadits tentang shalat, maka Imam Bukhari
berkata : “Bila aku diperlakukan seperti itu akan kukeluarkan 10.000 hadits shahih
mengenai shalat dihadapan mereka agar mereka bertaubat dan tidak lagi mengulangi
perbuatan buruk itu”.
Imam Bukhari telah menulis shahih-nya sebanyak sekitar 7.000 hadits saat beliau belum
berusia 17 tahun, dan ia telah hafal 100.000 hadits shahih dan 200.000 shahih di usia
tersebut.
Berkata Imam Al Hafidh Muhammad bin Salam rahimahullah : “kalau datang si bocah
ini maka aku terbata - bata dan tak nyaman membaca hadits”, dan ia berkata kepada
seorang tamunya yang datang setelah Imam Bukhari pergi : “kalau kau datang lebih
cepat sedikit kau akan berjumpa dengan bocah yang hafal lebih dari 70.000 hadits..”,
maka tamunya segera bergegas menyusul Imam Bukhari, dan Imam Bukhari berkata :
“sungguh aku hafal lebih dari itu, dan akan kujelaskan padamu semua masing – masing
sanad periwayat hadits-nya, dimana lahirnya, tahun kelahiran dan wafatnya, sifat dan
sejarah periwayat sanad - sanadnya dari semua hadits itu”.
Ketika salah seorang perawi hadits bertanya kepada Imam Bukhari mengenai nama - nama
periwayat, gelar, bentuk kesalahan sanad hadits dll, maka Imam Bukhari menjawabnya
bagaikan membaca surat Al Ikhlas.
Berkata Imam Bukhari : “aku berharap menghadap Allah tanpa ada hisab bahwa aku
pernah menggunjing aib orang lain”.
Suatu hari Imam Bukhari mengimami shalat dhuhur disebuah kebun korma, dan didalam
bajunya terdapat seekor Zanbur (kumbang hitam) yang menggigit dan menyengatnya hingga
16 sengatan, selepas shalat Imam Bukhari berkata dengan tenang : “coba kalian lihat ada
apakah di dalam baju lenganku ini”, maka ditemukanlah 16 luka sengatan kumbang di
tubuhnya.
Suatu ketika Imam Bukhari membacakan sanad hadits dan saat ia melirik dilihatnya ada orang
yang terkesima dengan ucapannya, dan Imam Bukhari tertawa dalam hati, keesokan harinya
Imam Bukhari mencari orang itu dan meminta maaf dan ridho karena telah menertawakannya,
padahal ia hanya menertawakan didalam hati.
Diriwayatkan ketika Imam Bukhari sedang mengajari hadits kepada salah seorang muridnya
dan ia tampak bosan, maka Imam Bukhari berkata : “para pedagang sibuk dengan
perdagangannya, para pegawai sibuk dengan pekerjaannya, dan engkau bersama Nabi
Muhammad saw”.
Imam Bukhari menulis shahih-nya (Shahih Bukhari) di Raudhah, yaitu antara Mimbar
dan Makam Rasulullah saw di Masjid Nabawiy Madinah Almunawwarah, dan ia mandi
dan berwudhu lalu shalat 2 rakaat baru menulis satu hadits, lalu kembali mandi, berwudhu
dan shalat 2 rakaat, lalu menulis 1 hadits lagi, demikian hingga selesai di hadits No.7124.
Maka selesailah 7.000 hadits itu ditulis di kitab beliau, dengan bertabarruk dengan Makam
Rasulullah saw dan Mimbar Rasul saw.
Berkata Imam Muslim dihadapan Imam Bukhari : “Izinkan aku mencium kedua kakimu
wahai Pemimpin para Muhadditsin, guru dari semua guru hadits”.
Dikatakan kepada Imam Bukhari, mengapa tak kau balas orang yang memfitnahmu dan
mencacimu?, ia menjawab : “aku teringat ucapan Rasul saw : “akan muncul kelak ikhitilaf
dan perpecahan, maka bersabarlah hingga kalian menjumpai aku di telaga haudh”.
Imam Bukhari mempunyai akal yang jenius, dan ia hafal bila mendengar 1X saja. Atau
membaca 1X saja. Hingga ketika suatu ketika Imam Bukhari dicoba dan diajukan padanya
100 hadits yang dikacaukan dan dibolak - balik sanadnya, maka Imam Bukhari berkata :
“tidak tahu… tidak tahu”, hingga hadits yang ke-100, lalu Imam Bukhari berpidato,
mengulang hadits yang pertama yang disebut si penanya : “kau tadi sebut hadits dengan
sanad seperti ini, dan yang benar adalah begini”, demikian hadits kedua.. ketiga… hingga
100 hadits.
Ketika telah wafatnya Imam Bukhari, terjadi kekeringan yang berkepanjangan, maka para
Ulama, Huffadh dan Muhadditsin dari wilayah samraqand berduyun – duyun ke Makam
Imam Bukhari, lalu mereka bertawassul pada Imam Bukhari, maka hujan pun turun dengan
derasnya hingga 7 malam mereka tertahan dan tak bisa pulang ke samraqand karena derasnya
hujan.
4. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Abul Husein Muslim bin Hajjaj Alqusyairiy
Annaisaburiy rahimahullah (Imam Muslim)
Beliau lahir pada tahun 204 H dan wafat pada Rajab 261 H, beliau adalah Imam Mulia
yang menjadi peringkat kedua dari seluruh para Muhadditsin, yaitu setelah Imam Bukhari
rahimahullah, beliau ini adalah murid daripada Imam Ahmad bin Hanbal, dan ia digelari
sebagai salah satu Huffadhuddunia. Bersama Imam bukhari, yaitu salah satu dari Imam yang
dalam peringkat tertinggi dari para Hafidhul Hadits, ia menulis hadits shahih pada usianya 15
tahun sebanyak 12.000 hadits shahih dan menyingkat itu semua dari 300.000 hadits.
Berkata para Muhaddits : “bila kita mencatat hadits selama 200 tahun maka tetaplah kita
harus kembali berpegang pada Musnad Imam Muslim”.
5. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Malik bin Anas bin Malik Al Ashbahiy Al
Madaniy rahimahullah
Beliau lahir pada tahun 93 H, dan wafat pada rabiul awal 179 H. Beliau adalah penulis kitab
yang sangat termasyhur, yaitu Al Muwatta’, yang mengandung 2.000 hadits dan sanadnya.
Beliau adalah seorang Ulama agung di Madinah Almunawwarah dan sangat berwibawa.
Diriwayatkan bila orang - orang mencambuk onta – ontanya untuk berusaha kemana
- mana mencari seorang ulama yang paling tinggi keluasan ilmunya, niscaya mereka tak
akan temukan ulama yang ilmunya melebih Sang Alim yang di Madinah, yaitu Imam Malik
rahimahullah, Imam Malik adalah Guru Imam Syafii.
Berkata Imam Syafii : “bila ulama disebut sebut, maka Imam Malik adalah bintang
yang berpijar”. Dan berkata Imam Syafii : “kalau bukan karena Imam Malik dan Imam
Ibn Huyaynah, niscaya telah sirna ilmu di Hijaz (jazirah arab)”. Berkata Imam Syafii :
“tak ada kitab yang lebih mengandung kejelasan dan pembenaran yang menyamai Al
Muwatta’ Imam Malik”.
Imam Malik berpakaian rapih dan selalu menggunakan minyak wangi.
Berkata Imam Al hafidh Wuhaib bahwa Imam semua ahli hadits adalah Imam Malik.
Berkata Imam Qutaibah, bila Imam Malik keluar menyambut tamunya beliau berpakaian
indah, memakai sifat mata, wewangian dan membagi – bagikan kipas kepada masing -
masing tamunya, ia adalah Imam yang sangat berwibawa, majelis dirumahnya selalu hening
dan tak ada suara keras dan tak pula ada yang berani mengeraskan suaranya, ruangan beliau
dipenuhi kesejukan dan ketenangan, dan beliau dimakamkan di kuburan Baqi’
Diriwayatkan bahwa bila Imam Malik akan membacakan hadits maka ia berwudhu,
lalu merapikan janggut putihnya, lalu duduk dengan wibawa dan tenang, menggunakan
wewangian, barulah beliau mengucapkan hadits Rasulullah saw, ketika ditanyakan kepadanya
mengenai itu, beliau berkata : “aku mengagungkan hadits Nabi saw, aku tak menyukai
mengucapkan hadits terkecuali dalam keadaan suci”, dan beliau tak suka mengucapkan
hadits dalam perjalanan atau dalam terburu - buru.
Bila ada orang yang mengeraskan suara saat beliau membaca hadits Nabi saw maka beliau
berkata : “jangan kau keraskan suaramu, rendahkan suaramu, karena Allah telah
berfirman : Wahai Orang orang yang beriman, jangan kau keraskan suaramu didepan
Rasulullah saw, maka barangsiapa yang mengeraskan suaranya didepan hadits Rasulullah
saw sama dengan mengeraskan suaranya dihadapan Rasulullah saw”.
Imam Malik berkata : “Ilmu bukanlah dengan berpanjang - panjang riwayat, tetapi cahaya
yang disimpan Allah didalam sanubari”.
6. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Nu’man bin Tsabit dikenal dengan Abu
Hanifah (Imam Hanafi) rahimahullah
Beliau wafat pada tahun 150 H, ada pendapat yang mengatakan kelahirannya pada tahun
61 H, Imam Abu Hanifah belasan tahun lebih tua dari Imam Malik, dan mereka hidup
dalam satu zaman, namun diriwayatkan bahwa Imam Abu Hanifah sangat memuliakan dan
menghormati Imam Malik di Madinah Almunawwarah.
Imam Abu Hanifah banyak ditentang para Muhadditsin dan sebagian besar menilai haditsnya
dhaif, dan beberapa fatwanya yang tampak kurang sesuai dengan Jumhur Ulama. Namun
sebagian pendapat mengatakan karena justru hal itu disebabkan karena di masa beliau adalah
masa dahsyatnya fitnah, dan beliau tergolong kepada generasi Tabi’in
(*sumber : Asshafwatusshofwah, Tadzkiratul Huffadh, Siyar fii A’laaminnubala, Tanbihul
Mughtarrin, Tariikh Asshaghir, Tarikh Al Baghdad, Fathul Baari Al masyhur).
1. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Idris As Syafii
rahimahullah
Dikenal dengan gelar Imam Syafii, lahir pada tahun 150H dan wafat pada 204H, berkata
Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Hanbali) bahwa tiada kulihat seorang yang lebih mengikuti
hadits selain Muhammad bin Idris Assyafii, berkata pula Imam Ahmad (yang merupakan
murid dari Imam Syafii) aku mendoakan Syafii selama 30 tahun setiap malamnya, dan
Imam Syafii ini berguru kepada Imam Malik, dan ia telah hafal Alqur’an sebelum usia 10
tahun, dan pada usia 12 tahun ia telah hafal Kitab Al Muwatta’ karangan Imam Malik yang
berisi sekitar 2.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya.
2. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah
Beliau wafat pada tahun 241 H dalam usia 77 tahun, beliau berguru pada banyak para Imam
dan Muhaddits, diantara guru beliau adalah Imam Syafi’i rahimahullah, dan beliau hafal
1.000.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya. Beliau digelari sebagai salah satu
“Huffadhuddunia” yaitu salah satu orang yang paling banyak hafal hadits diseluruh dunia
sepanjang zaman, dan beliau rahimahullah banyak mempunyai murid, diantaranya adalah
Imam Muslim rahimahullah.
Diriwayatkan ketika datang seorang pemuda yang ingin menjadi murid beliau maka beliau
berkata pada anak itu : “ini ada 10.000 hadits, hafalkanlah, bila kau telah hafal, barulah
kau boleh belajar bersama murid - muridku”, tentunya murid - murid beliau adalah para
Huffadh dan Muhadditsin yang hafal ratusan ribu hadits, maka pemuda itu pun pergi dan
kembali beberapa waktu kemudian. Ia telah hafal 10.000 hadits yang diberikan oleh Imam
Ahmad itu dan lalu Imam Ahmad berkata : “sungguh hadist yang kau hafal itu adalah
hadits palsu, tidak ada satupun yang shahih, hafalan itu hanya untuk latihan menguatkan
hafalanmu, sebab bila kau salah maka tak dosa”, karena bila ia hafalkan hadits shahih
lalu ia salah dalam menghafalnya maka ia akan membawa dusta dan kesalahan bagi ummat
hingga akhir zaman.
Diriwayatkan ketika Imam Ahmad bin Hanbal hampir wafat, ia wasiat kepada anaknya untuk
menaruhkan 3 helai rambut Rasulullah saw yang memang disimpannya, untuk ditaruhkan 3
helai rambut Rasul saw itu masing - masing di kedua matanya dan bibirnya.
Beliau wafat pada malam jum’at, dan muslimin yang menghadiri shalat jenazahnya sebanyak
800.000 pria dan 60.000 wanita, bahkan bila dihitung dengan kesemua yang datang dan
datang maka mencapai 1.000.000 hadirin.
Berkata Imam Abubakar Almarwazi rahimahullah, aku bermimpi Imam Ahmad bin Hanbal
setelah ia wafat, kulihat ia disebuah taman indah, dengan pakaian jubah hijau dengan
memakai Mahkota Cahaya.
Berkata Imam Abu Yusuf Alhayyan bahwa ketika wafat imam Ahmad, ada orang yang
bermimpi bahwa setiap kubur diterangi pelita, dan pelita itu adalah kemuliaan atas wafatnya
Imam Ahmad bin Hanbal dan banyak dari mereka yang dibebaskan dari siksa kubur karena
wafatnya Imam Ahmad bin Hanbal diantara mereka.
Berkata Imam Ali bin Al Banaa’, ketika dimakamkan Ummul Qathi’iy didekat makam Imam
Ahmad, maka beberapa hari kemudian ia bermimpi berjumpa Ummul Qathi’iy, seraya berkata
: “Terimakasih atasmu yang telah memakamkanku disamping kubur Imam Ahmad, yang
setiap malam Rahmat turun dikuburnya dan Rahmat itu menyeluruh pada ahlil kubur
disini hingga akupun termasuk diantara yang mendapatkannya”.
3. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al
Bukhari rahimahullah
Beliau lahir pada hari jum’at selepas shalat jum’at 13 Syawal 194 H dan beliau wafat pada
malam jumat yang sekaligus malam Idul Fitri tahun 256 H.
Berkata Imam Muhammad bin Yusuf Al Farbariy, aku mendengar dari Najm bin Fudhail
berkata: “aku bermimpi Rasulullah saw dan kulihat Imam Bukhari dibelakang beliau
saw, setiap beliau saw melangkah sebuah langkah, dan Imam Bukhari melangkah pula
dan menaruhkan kakinya tepat dibekas pijakan Nabi saw”.
Ketika dikatakan kepada Imam Bukhari bahwa ada disuatu wilayah yang barangsiapa
orang asing yang datang ke wilayah mereka maka saat setelah shalat maka penduduk
setempat akan mencobanya dengan hadits – hadits tentang shalat, maka Imam Bukhari
berkata : “Bila aku diperlakukan seperti itu akan kukeluarkan 10.000 hadits shahih
mengenai shalat dihadapan mereka agar mereka bertaubat dan tidak lagi mengulangi
perbuatan buruk itu”.
Imam Bukhari telah menulis shahih-nya sebanyak sekitar 7.000 hadits saat beliau belum
berusia 17 tahun, dan ia telah hafal 100.000 hadits shahih dan 200.000 shahih di usia
tersebut.
Berkata Imam Al Hafidh Muhammad bin Salam rahimahullah : “kalau datang si bocah
ini maka aku terbata - bata dan tak nyaman membaca hadits”, dan ia berkata kepada
seorang tamunya yang datang setelah Imam Bukhari pergi : “kalau kau datang lebih
cepat sedikit kau akan berjumpa dengan bocah yang hafal lebih dari 70.000 hadits..”,
maka tamunya segera bergegas menyusul Imam Bukhari, dan Imam Bukhari berkata :
“sungguh aku hafal lebih dari itu, dan akan kujelaskan padamu semua masing – masing
sanad periwayat hadits-nya, dimana lahirnya, tahun kelahiran dan wafatnya, sifat dan
sejarah periwayat sanad - sanadnya dari semua hadits itu”.
Ketika salah seorang perawi hadits bertanya kepada Imam Bukhari mengenai nama - nama
periwayat, gelar, bentuk kesalahan sanad hadits dll, maka Imam Bukhari menjawabnya
bagaikan membaca surat Al Ikhlas.
Berkata Imam Bukhari : “aku berharap menghadap Allah tanpa ada hisab bahwa aku
pernah menggunjing aib orang lain”.
Suatu hari Imam Bukhari mengimami shalat dhuhur disebuah kebun korma, dan didalam
bajunya terdapat seekor Zanbur (kumbang hitam) yang menggigit dan menyengatnya hingga
16 sengatan, selepas shalat Imam Bukhari berkata dengan tenang : “coba kalian lihat ada
apakah di dalam baju lenganku ini”, maka ditemukanlah 16 luka sengatan kumbang di
tubuhnya.
Suatu ketika Imam Bukhari membacakan sanad hadits dan saat ia melirik dilihatnya ada orang
yang terkesima dengan ucapannya, dan Imam Bukhari tertawa dalam hati, keesokan harinya
Imam Bukhari mencari orang itu dan meminta maaf dan ridho karena telah menertawakannya,
padahal ia hanya menertawakan didalam hati.
Diriwayatkan ketika Imam Bukhari sedang mengajari hadits kepada salah seorang muridnya
dan ia tampak bosan, maka Imam Bukhari berkata : “para pedagang sibuk dengan
perdagangannya, para pegawai sibuk dengan pekerjaannya, dan engkau bersama Nabi
Muhammad saw”.
Imam Bukhari menulis shahih-nya (Shahih Bukhari) di Raudhah, yaitu antara Mimbar
dan Makam Rasulullah saw di Masjid Nabawiy Madinah Almunawwarah, dan ia mandi
dan berwudhu lalu shalat 2 rakaat baru menulis satu hadits, lalu kembali mandi, berwudhu
dan shalat 2 rakaat, lalu menulis 1 hadits lagi, demikian hingga selesai di hadits No.7124.
Maka selesailah 7.000 hadits itu ditulis di kitab beliau, dengan bertabarruk dengan Makam
Rasulullah saw dan Mimbar Rasul saw.
Berkata Imam Muslim dihadapan Imam Bukhari : “Izinkan aku mencium kedua kakimu
wahai Pemimpin para Muhadditsin, guru dari semua guru hadits”.
Dikatakan kepada Imam Bukhari, mengapa tak kau balas orang yang memfitnahmu dan
mencacimu?, ia menjawab : “aku teringat ucapan Rasul saw : “akan muncul kelak ikhitilaf
dan perpecahan, maka bersabarlah hingga kalian menjumpai aku di telaga haudh”.
Imam Bukhari mempunyai akal yang jenius, dan ia hafal bila mendengar 1X saja. Atau
membaca 1X saja. Hingga ketika suatu ketika Imam Bukhari dicoba dan diajukan padanya
100 hadits yang dikacaukan dan dibolak - balik sanadnya, maka Imam Bukhari berkata :
“tidak tahu… tidak tahu”, hingga hadits yang ke-100, lalu Imam Bukhari berpidato,
mengulang hadits yang pertama yang disebut si penanya : “kau tadi sebut hadits dengan
sanad seperti ini, dan yang benar adalah begini”, demikian hadits kedua.. ketiga… hingga
100 hadits.
Ketika telah wafatnya Imam Bukhari, terjadi kekeringan yang berkepanjangan, maka para
Ulama, Huffadh dan Muhadditsin dari wilayah samraqand berduyun – duyun ke Makam
Imam Bukhari, lalu mereka bertawassul pada Imam Bukhari, maka hujan pun turun dengan
derasnya hingga 7 malam mereka tertahan dan tak bisa pulang ke samraqand karena derasnya
hujan.
4. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Abul Husein Muslim bin Hajjaj Alqusyairiy
Annaisaburiy rahimahullah (Imam Muslim)
Beliau lahir pada tahun 204 H dan wafat pada Rajab 261 H, beliau adalah Imam Mulia
yang menjadi peringkat kedua dari seluruh para Muhadditsin, yaitu setelah Imam Bukhari
rahimahullah, beliau ini adalah murid daripada Imam Ahmad bin Hanbal, dan ia digelari
sebagai salah satu Huffadhuddunia. Bersama Imam bukhari, yaitu salah satu dari Imam yang
dalam peringkat tertinggi dari para Hafidhul Hadits, ia menulis hadits shahih pada usianya 15
tahun sebanyak 12.000 hadits shahih dan menyingkat itu semua dari 300.000 hadits.
Berkata para Muhaddits : “bila kita mencatat hadits selama 200 tahun maka tetaplah kita
harus kembali berpegang pada Musnad Imam Muslim”.
5. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Malik bin Anas bin Malik Al Ashbahiy Al
Madaniy rahimahullah
Beliau lahir pada tahun 93 H, dan wafat pada rabiul awal 179 H. Beliau adalah penulis kitab
yang sangat termasyhur, yaitu Al Muwatta’, yang mengandung 2.000 hadits dan sanadnya.
Beliau adalah seorang Ulama agung di Madinah Almunawwarah dan sangat berwibawa.
Diriwayatkan bila orang - orang mencambuk onta – ontanya untuk berusaha kemana
- mana mencari seorang ulama yang paling tinggi keluasan ilmunya, niscaya mereka tak
akan temukan ulama yang ilmunya melebih Sang Alim yang di Madinah, yaitu Imam Malik
rahimahullah, Imam Malik adalah Guru Imam Syafii.
Berkata Imam Syafii : “bila ulama disebut sebut, maka Imam Malik adalah bintang
yang berpijar”. Dan berkata Imam Syafii : “kalau bukan karena Imam Malik dan Imam
Ibn Huyaynah, niscaya telah sirna ilmu di Hijaz (jazirah arab)”. Berkata Imam Syafii :
“tak ada kitab yang lebih mengandung kejelasan dan pembenaran yang menyamai Al
Muwatta’ Imam Malik”.
Imam Malik berpakaian rapih dan selalu menggunakan minyak wangi.
Berkata Imam Al hafidh Wuhaib bahwa Imam semua ahli hadits adalah Imam Malik.
Berkata Imam Qutaibah, bila Imam Malik keluar menyambut tamunya beliau berpakaian
indah, memakai sifat mata, wewangian dan membagi – bagikan kipas kepada masing -
masing tamunya, ia adalah Imam yang sangat berwibawa, majelis dirumahnya selalu hening
dan tak ada suara keras dan tak pula ada yang berani mengeraskan suaranya, ruangan beliau
dipenuhi kesejukan dan ketenangan, dan beliau dimakamkan di kuburan Baqi’
Diriwayatkan bahwa bila Imam Malik akan membacakan hadits maka ia berwudhu,
lalu merapikan janggut putihnya, lalu duduk dengan wibawa dan tenang, menggunakan
wewangian, barulah beliau mengucapkan hadits Rasulullah saw, ketika ditanyakan kepadanya
mengenai itu, beliau berkata : “aku mengagungkan hadits Nabi saw, aku tak menyukai
mengucapkan hadits terkecuali dalam keadaan suci”, dan beliau tak suka mengucapkan
hadits dalam perjalanan atau dalam terburu - buru.
Bila ada orang yang mengeraskan suara saat beliau membaca hadits Nabi saw maka beliau
berkata : “jangan kau keraskan suaramu, rendahkan suaramu, karena Allah telah
berfirman : Wahai Orang orang yang beriman, jangan kau keraskan suaramu didepan
Rasulullah saw, maka barangsiapa yang mengeraskan suaranya didepan hadits Rasulullah
saw sama dengan mengeraskan suaranya dihadapan Rasulullah saw”.
Imam Malik berkata : “Ilmu bukanlah dengan berpanjang - panjang riwayat, tetapi cahaya
yang disimpan Allah didalam sanubari”.
6. Hujjatul Islam Al Muhaddits Al Imam Nu’man bin Tsabit dikenal dengan Abu
Hanifah (Imam Hanafi) rahimahullah
Beliau wafat pada tahun 150 H, ada pendapat yang mengatakan kelahirannya pada tahun
61 H, Imam Abu Hanifah belasan tahun lebih tua dari Imam Malik, dan mereka hidup
dalam satu zaman, namun diriwayatkan bahwa Imam Abu Hanifah sangat memuliakan dan
menghormati Imam Malik di Madinah Almunawwarah.
Imam Abu Hanifah banyak ditentang para Muhadditsin dan sebagian besar menilai haditsnya
dhaif, dan beberapa fatwanya yang tampak kurang sesuai dengan Jumhur Ulama. Namun
sebagian pendapat mengatakan karena justru hal itu disebabkan karena di masa beliau adalah
masa dahsyatnya fitnah, dan beliau tergolong kepada generasi Tabi’in
(*sumber : Asshafwatusshofwah, Tadzkiratul Huffadh, Siyar fii A’laaminnubala, Tanbihul
Mughtarrin, Tariikh Asshaghir, Tarikh Al Baghdad, Fathul Baari Al masyhur).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar